Kamis, 27 April 2017

laporan mikrobiologi tentang PENGENCERAN DAN PENANAMAN MIKROBA

I.            PENDAHULUAN       

1.1  LATAR BELAKANG
Di sini dilakukannya pengenceran ialah untuk untuk mendapatkan jumlah koloni yang dapat di hitung jika di lakukan dalam suatu ruang lingkup yang terbatas.
Pengenceran yaitu suatu cara atau metoda yang diterapkan pada suatu senyawa dengan jalan menambahkan pelarut yang bersifat netral, lazim dipakai yaitu aquadest dalam jumlah tertentu. Penambahan pelarut dalam suatu senyawa dan berakibat menurunnya kadar kepekatan atau tingkat konsentrasi dari senyawa yang dilarutkan/diencerkan.
Bakteri tersebar sangat luas baik ditanah, air dan udara, bila hendak mengisolasi bakteri dari tanah/ benda padat yang mudah tersuspensi atau terlarut, atau zat cair lain, maka dilakukan serangkaian pengenceran (dilution series) terhadap zat tersebut. Sumber isolat dari bakteri benda yang liat atau padat, misalnya daging maka zat tersebut dihancurkan terlebih dahulu. 
Pengenceran bertingkat yaitu memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi dalam cairan. Penentuan besarnya atau banyaknya tingkat pengenceran tergantung kepada perkiraan jumlah mikroba dalam sampel. Digunakan perbandingan 1 : 9 untuk sampel dan pengenceran pertama dan selanjutnya, sehingga pengenceran berikutnya mengandung 1/10 sel mikroorganisma dari pengenceran sebelumnya.
Teknik penanaman (inokulasi) merupakan suatu pekerjaan memindahkan bakteri dari medium lama kemedium yang baru dengan ingkat ketelitian yang sangat tinggi, dengan demikian akan diperoleh biakan mikroorganisme yang dapat digunakan untuk pembelajaran mikrobiologi. Identifikasi biakan mikroorganisme sering kali memerlukan penanam biakan segar tanpa terjadi pencemaran.pemindahan mikroorganisme ini ilakukan dengan teknik aseptik untuk mempertahankan kemurnian biakan selama peminahan berulang kali. Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dalam biakan cair atau padat.
Isolasi merupakan cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungan, sehingga diperoleh kultur murni atau biakkan murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal. Cara isolasi bakteri dilakukan dengan metode tuang (pour plate), metode goresan (streak plate), metode miring (slant culture), dan metode tegak (stab culture).



1.2  MAKSUD DAN TUJUAN
Adapun maksud dan tujuan dari praktikum ini, yaitu :
1.      Memahami persiapan dan pelaksanaan pengenceran bertingkat suspensi bakteri.
2.      Mengenal dan memahami teknik-teknik isolasi bakteri.



II.    TINJAUAN PUSTAKA

Mikroorganisme terdapat dimana-mana didalam lingkungan kita mereka ada pada tubuh kita, didalam tubuh kita, dan disekeliling kita. Mereka merupakan komponen penting dalam ekosistem. Dihabitat alamiahnya, mereka hidup dalam suatu komunitas yang terdiri dari berbagai jenis mokroorganisme, bersama spesies-spesies biologi lainnya. Didalam komunitas ini, satu spesies mikroba dapat mempengaruhi spesies lain dengan berbagai cara-cara beberapa bersifat menguntungkan beberapa merugikan ( Pelezar, 1986)

Mikroorganisme dapat diperoleh dari lingkungan air, tanah, udara, substrat yang berupa bahan pangan, tanaman dan hewan. Jenis mikroorganismenya dapat berupa bakteri, khamir, kapang dan sebagainya. Populasi dari mikroba yang ada di lingkungan ini sangatlah beraneka ragam sehingga dalam mengisolasi diperlukan beberapa tahap penanaman sehingga berhasil diperoleh koloni yang tunggal (Ferdiaz, 1992).
Pengenceran adalah suatu kegiatan untuk mengencerkan larutan yang bertujuan untuk memperoleh contoh dengan jumlah mikroba terbaik untuk dapat dihitung yaitu antara 30-300 sel mikroba per ml (Cahaya, 2011).
Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya. Isolasi bakteri atau biakan yang terdiri dari satu jenis mikroorganisme (bakteri) dikenal sebagaibiakan murni atau biakan aksenik. Biakan yang berisi lebih dari satu macam mikroorganisme (bakteri) dikenal sebagai biakan campuran, jika hanya terdiri dari dua jenis mikroorganisme, yang dengan sengaja dipelihara satu sama lain dalam asosiasi, dikenal sebagai biakan dua-jenis (Alam dkk, 2013)
Isolasi suatu jalur murni pada prinsipnya dapat dilakukan secara bertingkat. Tingkat pertama bebas dilakukan secara manual yaitu dengan cara sejauh mungkin mengencerkannya, seringkali sampai 10-4 atau 10-6. Tingkat kedua adalah dengan media yang bersifat selektif bagi mikroba tertentu atau beberapa mikroba tertentu yang mungkin masih satu golongan. Tingkat ketiga dari koloni yang seolah-olah yang sudah mungkin masih perlu untuk diencerkan kembali atau diisolasi ulang agar dapat lebih menyakinkan. Selanjutnya diperlukan berbagai metode karakteristik sebagai pembuktian bahwa galur isolat yag diperoleh benar-benar galur murni (Judoamidjojo, 1991).
Seperti semua bentuk kehidupan lain, mikroba membutuhkan zat-zat hara dan lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan. Pertama-tama media harus mangandung senyawa-senyawa hara yang penting untuk pertumbuhan mikroba. Disamping itu media harus juga memberikan lingkungan yang cocok bagi pertumbuhan seperti pH, tekanan osmosis, oksigen dan lain-lain. Pada umumnya semua media untuk pertumbuhan mikroba terdapat dalam dua bentuk yaitu media cair (Broth media) dan media padat (Solid media) (Sutedjo, 1996)
Menurut Dwiyana (2011), terdapat beberapa cara untuk mengisolasi mikroba yakni:

1.      Teknik Piringan Goresan (Streak plate method)
Medium agar dicairkan, didinginkan pada suhu 45  C, dituang ke dalam cawan petri steril (cawan gelas dengan garis tengag tiga inci) dan dibiarkan sampai menjadi padat. Kemudian dengan kawat gelang menginokulasi yang penuh dengan biakan campuran (misalnya specimen ludah atau bahan lain), goresan dilakukan diatas permukaan agar. Ada beberapa metode penggorean yang berbeda, namun kesemua metode bertujuan untuk meletakkan sebagian besar organism pada beberapa goresan pertama. Apabila sebaran dilakukan dengan menggerakkan kawat gelang kian kemari dari satu bagian ke bagian lain. Cawan petri, bakteri yang tertinggal pada kawat gelang semakin berkurang. Jika dilakukan secara sempurna, goresan akhir akan meninggalkan bakteri individual cukup terpisah satu sama lain, sehingga setelah mengalami pertumbuhan, koloni yang berasal dari bakteri individual akan benar-benar terpisah satu sama lain. Kemudian koloni tunggal dapat ditinggalkan kemedium steril, dan akan tumbuhlah biakan murni.
2.      Metode Tuang (pour-plate method)
Terdiri atas penginokulasian biakan campuran kedalam tabung uji yang mengandung agar mencair yang telah didinginkan pada suhu 450c. isinya diaduk untuk memencarkan bakteri keseluruh medium. Campuran itu kemudian ditungkan kedalam cawan petri steril dan dibiarkan padat pertumbuhan koloni terjadi baik dalam medium tujuan pada kedua proses ialah untuk memisahkan bakteri satu sama lain sehingga sel-sel itu akan tumbuh menjadi koloni-koloni yang terpisah didalam medium yang padat. Kemudian dapat diambil sel-sel dari satu koloni untuk mendapatkan biakan murni. Dalam praktek, sering piringan kedua digores kembali dengan organisme yang berasal dari koloni yang diisolasi untuk menjamin bahwa hasil yang diperoleh adalah biakan murni.

Sifat-sifat umum suatu koloni tergantung pada besar kecilnya koloni. Ada koloni yang hanya berupa suatu titik, ada pula yang melebar sampai menutup permukaan medium. Adapun jenis koloni yaitu: koloni yang bulat, ada yang memanjang, ada tepi yang rata, ada tepinya yang tidak rata. Kenaikan permukaan. Ada koloni yang rata saja dengan permukaan medium, ada pula yang timbul, yaitu menjulung tebal diatas permukaan medium. Halus-kasarnya permukaan. Ada koloni yang permukaanya halus saja, ada yang permukaanya kasar tidak rata. Koloni berdasarkan wajah permukaan, ada koloni yang permukaanya mengkilat, ada yang permukaanya suram. Koloni berdasarkan warna, kebanyakan koloni bakteri itu berwarna keputihan atau kekuning-kuningan, akan tetapi ada juga kolini yang kemerah-merahan, coklat, jingga, biru, hijau dan ungu. Koloni berdasarkan kepekatan, ada koloni yang lunak seperti lendir, ada yang lunak seperti mentega ada yang keras dan kering (Dwidjoseputro, 2005)



III.             METODOLOGI

3.1  WAKTU DAN TEMPAT
Percobaan ini dilakukan pada hari Selasa, tanggal 18 April 2017, pukul 10.00 WIB sampai selesai, bertempat di laboratorium biologi FATETA UNJA.

3.2  ALAT DAN BAHAN
Adapun alat dan bahan yang diperlukan selama proses praktikum pengenceran dan penanaman mikroba ini, dengan peralatan yang diperlukan anatara lain :
A.    ALAT
1.      Erlenmeyer 250 ml
2.      Batang pengaduk
3.      Tabung reaksi
4.      Rak tabung reaksi
5.       Cawan petri
6.      Autoklaf
7.      Oven
8.      Pemanas listrik/hot plate stirrer
9.      Pipet volumetric
10.  Bunsen
11.  Botol semprot alkohol
12.  Mortar
13.  Inkubator
14.  Vortex

B.     BAHAN
1.      Aquades
2.      Media NA
3.      Kapas
4.      Alumunium foil
5.      Plastic wrap
6.      Tissue
7.      Kertas label
8.      Kertas pembungkus
9.      Alcohol 70%
10.  Spritus








3.3  SKEMA KERJA
1.      Siapkan 5 gr bahan sampel, tumbuk menggunakan mortar sampai halus, masukkan ke dalam larutan pengencer aquades 45 ml yang sebelumnya telah disiapkan, godok/kocok sampai merata selanjutnya disebut sebagai pengenceran pertama 10-1
2.      Pipet 1 ml dari 10-1 kemudian dimasukkan ke tabung reaksi yang berisi 9 ml larutan pengencer, selanjutnya disebut pengencerna ke dua 10-2 lakukan sampai pengenceran terakhir yaitu 10-5
3.      Ambil 1 ml pada pengenceran 10-5, 10-4 dan 10-3 tuang ke dalam cawan petri kemudian ditambahkan media NA yang masih cair (±450C)lakukan secara duplo, kocok homogen dan tunggu sampai memadat, setelah memadat balikkan cawan petri, inkubasi selama 2 hari (metode tuang)
4.      Ambil 0,1 ml pada pengenceran 10-5, 10-4 dan 10-3 teteskan ke dalam cawan petri yang telah berisi media padat, sebarkan dengan menggunakan Batang L yang telah disterilkan atau dengan cara mengoyangkan ke seluruh permukaan media,lakukan secara duplo dan diinkubasi selama 2 hari (Metode Tabur).
5.      Lakukan pengamatan dan perhitungan jumlah koloni.

















IV.             HASIL DAN PENGAMATAN

4.1  DATA PENGAMATAN
Dari praktikum yang dilakukan data pengamatan yang didapatkan praktikan adalah :
Tabel Hasil Pengamatan
NO
METODE
SAMPEL
10-3
10-4
10-5
1.
Metode Permukaan
Bubur Ayam
5
10
36
2.
Metode Permukaan
Bubur Ayam
14
33
13

4.2  ANALISA HASIL
Dari hasil yang didapatkan menggunakan metode permukaan duplo dengan sampel Bubur ayam adalah pada cawan petri yang ditumbuhkan media dari pengenceran 10-3 didapatkan 5 dan 14 koloni. Pada cawan petri yang ditumbuhkan media dari pengenceran 10-4  didapatkan 10 dan 33 koloni dan pada cawan petri yang ditumbuhkan media dari pengenceran 10-5  didapatkan 36 dan 13 koloni.

4.3  PEMBAHASAN
Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Contohnya suatu sampel pada suatu suspensi yang berupa campuran bermacam-macam sppesies diencerkan dalam suatu taung tersendiri. Enceran ini kemudian diambil barang 1 ml untuk diencerkan lagi ke tabung yang berisi pelarut. Enceran yang kedua ini diambil  1 ml untuk diencerkan lebih lanjut.
Prinsip pengenceran adalah menurunkan jumlah sehingga semakin banyak jumlah pengenceran yang dilakukan, semakin sedikit jumlah mikroba, dimana suatu saat didapat hanya satu mikroba pada satu tabung.       
Pada praktikum kali ini yang akan dilakukan adalah pengenceran bertingkat dan penanaman bakteri menggunakan metode permukaan duplo dengan sampel bubur ayam. Di dalam praktikum hal yang paling utama harus dilakukan, yaitu melakukan praktikum dengan fokus sehingga meminimalisir kesalahan yang akan terjadi di dalam praktikum. Dalam praktikum ini mengharuskan kita untuk melakukan sterilisasi dan pastikan semua alat benar-benar telah steril. Apabila meragukan alat tersebut telah disterilkan atau belum, sebaik dilakukan sterilisasi ulang pada alat tersebut untuk memastikan alat tersebut telah steril.
Sampel yang telah diencerkan dengan akuades dituangkan ke dalam cawan petri yang kemudian dituangkan ke media agar. Setelah dilakukan penuangan sampel, cawan petri digerakkan seperti angka delapan. Tujuan dilakukannya cara ini yaitu untuk menyebarkan sel-sel mikroba secara merata. Sampel atau media yang telah padat diinkubasi dengan posisi terbalik. Inkubasi ini dilakukan selama 2 hari. Dari hasil inkubasi selama 2 hari akan terlihat beberapa bentuk koloni yang tumbuh pada media agar didalam cawan petri. sampel yang digunakan adalah sampel 10-3 , 10-4 , dan 10-5 ini semua dikarenakan perkiraan koloni sampel yang akan diamati nanti bisa di hitung pada koloni tersebut.
Setelah diinkubasi selama 2 hari diperoleh hasil pertumbuhan mikroba pada medium NA. Hal ini dikarenakan mikroba yang diisolasi adalah jenis bakteri, dan bakteri hanya dapat tumbuh pada medium NA. Pada cawan petri yang ditumbuhkan media dari pengenceran 10-3  didapatkan 5 dan 14 koloni. Pada cawan petri yang ditumbuhkan media dari pengenceran 10-4  didapatkan 10 dan 33 koloni dan pada cawan petri yang ditumbuhkan media dari pengenceran 10-5  didapatkan 36 dan 13 koloni.
Sampel yang baik yaitu perkiraan jumlah koloni sampel yang akan diamati semakin tinggi angka pengencerannya maka jumlah bakteri atau mikrobanya pun akan semakin sedikit. Dari praktikum yang kelompok kami lakukan jumlah bakteri dari sampel 10-3,        10-4, dan 10-5  bakterinya semakin banyak. Hal ini dikarenakan pada saat kami telah menuangkan media NA dan sampel bubur ayam yang telah diencerkan dan telah dibungkus dengan kertas wrap, cawan petri tersebut dibuka kembali dikarenakan media yang dituangkan terlalu sedikit akibatnya cawan petri yang telah dibungkus tadi menjadi terkontaminasi oleh bakteri dari udara.



























V.                PENUTUP

5.1  KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa, pengenceran adalah suatu kegiatan untuk mengencerkan larutan yang bertujuan untuk memperoleh contoh dengan jumlah mikroba terbaik untuk dapat dihitung yaitu antara 30-300 sel mikroba per ml.
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode permukaan dan hasil yang didapatkan dari pelaksanaan pengenceran bertingkat adalah pengenceran 10-3 didapatkan 5 dan 14 koloni, pengenceran 10-4  didapatkan 10 dan 33 koloni, pengenceran 10-5 didapatkan 36 dan 13 koloni.
Isolasi suatu mikroba ialah memisahkan mikroba tersebut dari lingkungannya di alam dan menumbuhkannya sebagai biakan murni dalam medium buatan.

5.2  SARAN
Dalam pelaksanaan praktikum praktikan harus hati-hati, agar tidak terjadi kesalahan. Serta keaseptisan juga sangat diperlukan dalam praktikum ini agar praktikum dapat berlangsung dengan baik dan maksimal.
















DAFTAR PUSTAKA

Alam, M.S, Sarjono P.R, Aminin, A.L.N. 2013. Isolasi Bakteri Selulolitik Termofilik Kompos Pertanian Desa Bayat, Klaten, Jawa Tengah. Chem Info. No.1(1) : 190-195. Diakses pada 20 April 2017, 20:30 WIB.
Cahaya, 2011. Mikroba dan Peranannya dalam Kehidupan. http://cahaya_timur.wordpress.com. Diakses pada 23 April 2017, 19:15 WIB. 
Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta.Djambatan
Dwyana Z,. Nurhaedar. 2011. Mikroobiologi Dasar. Universitas Hasanuddin. Makassar

Fardiaz. 1992. Mikrobiologi Pangan I. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Judoamidjojo, Muljono. 1991. Teknologi Fermentasi. Bogor: IPB

Pelczar,M.1986. Dasar-dasar mikrobiologi, Erlangga:Jakarta. Diakses pada 23 April 2017, 19:10 WIB.
Sutedjo, Mul Mulyani. 1996. Mikrobiologi Tanah. Jakarta: PT Rineka Cipta.

1 komentar: