I. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Di sini
dilakukannya pengenceran ialah untuk untuk mendapatkan jumlah koloni yang dapat
di hitung jika di lakukan dalam suatu ruang lingkup yang terbatas.
Pengenceran
yaitu suatu cara atau metoda yang diterapkan pada suatu senyawa dengan jalan
menambahkan pelarut yang bersifat netral, lazim dipakai yaitu aquadest dalam
jumlah tertentu. Penambahan pelarut dalam suatu senyawa dan berakibat
menurunnya kadar kepekatan atau tingkat konsentrasi dari senyawa yang
dilarutkan/diencerkan.
Bakteri tersebar sangat luas baik ditanah, air dan udara,
bila hendak mengisolasi bakteri dari tanah/ benda padat yang mudah tersuspensi
atau terlarut, atau zat cair lain, maka dilakukan serangkaian pengenceran
(dilution series) terhadap zat tersebut. Sumber isolat dari bakteri benda yang
liat atau padat, misalnya daging maka zat tersebut dihancurkan terlebih dahulu.
Pengenceran
bertingkat yaitu memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi
dalam cairan. Penentuan besarnya atau banyaknya tingkat pengenceran tergantung
kepada perkiraan jumlah mikroba dalam sampel. Digunakan perbandingan 1 : 9
untuk sampel dan pengenceran pertama dan selanjutnya, sehingga pengenceran
berikutnya mengandung 1/10 sel mikroorganisma dari pengenceran sebelumnya.
Teknik penanaman (inokulasi) merupakan suatu
pekerjaan memindahkan bakteri dari medium lama kemedium yang baru dengan ingkat
ketelitian yang sangat tinggi, dengan demikian akan diperoleh biakan
mikroorganisme yang dapat digunakan untuk pembelajaran mikrobiologi.
Identifikasi biakan mikroorganisme sering kali memerlukan penanam biakan segar
tanpa terjadi pencemaran.pemindahan mikroorganisme ini ilakukan dengan
teknik aseptik untuk mempertahankan kemurnian biakan selama peminahan
berulang kali. Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dalam biakan cair atau padat.
Isolasi merupakan cara untuk memisahkan atau memindahkan
mikroba tertentu dari lingkungan, sehingga diperoleh kultur murni atau biakkan
murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari
pembelahan dari satu sel tunggal. Cara isolasi bakteri dilakukan dengan metode
tuang (pour plate), metode goresan (streak plate), metode miring (slant
culture), dan metode tegak (stab culture).
1.2
MAKSUD
DAN TUJUAN
Adapun maksud dan tujuan dari praktikum ini, yaitu :
1.
Memahami
persiapan dan pelaksanaan pengenceran bertingkat suspensi bakteri.
2.
Mengenal
dan memahami teknik-teknik isolasi bakteri.
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
Mikroorganisme terdapat dimana-mana didalam lingkungan kita
mereka ada pada tubuh kita, didalam tubuh kita, dan disekeliling kita. Mereka
merupakan komponen penting dalam ekosistem. Dihabitat alamiahnya, mereka hidup
dalam suatu komunitas yang terdiri dari berbagai jenis mokroorganisme, bersama
spesies-spesies biologi lainnya. Didalam komunitas ini, satu spesies mikroba
dapat mempengaruhi spesies lain dengan berbagai cara-cara beberapa bersifat
menguntungkan beberapa merugikan ( Pelezar, 1986)
Mikroorganisme dapat diperoleh dari lingkungan air, tanah, udara, substrat
yang berupa bahan pangan, tanaman dan hewan. Jenis mikroorganismenya dapat
berupa bakteri, khamir, kapang dan sebagainya. Populasi dari mikroba yang ada
di lingkungan ini sangatlah beraneka ragam sehingga dalam mengisolasi diperlukan beberapa tahap penanaman sehingga berhasil
diperoleh koloni yang tunggal (Ferdiaz, 1992).
Pengenceran adalah
suatu kegiatan untuk mengencerkan larutan yang bertujuan untuk memperoleh
contoh dengan jumlah mikroba terbaik untuk dapat dihitung yaitu antara 30-300
sel mikroba per ml (Cahaya, 2011).
Isolasi adalah
mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan menumbuhkannya dalam suatu
medium buatan. Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis
mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari campuran bermacam-macam
mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat
sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada
tempatnya. Isolasi bakteri atau biakan yang terdiri dari satu jenis mikroorganisme
(bakteri) dikenal sebagaibiakan murni atau biakan aksenik. Biakan
yang berisi lebih dari satu macam mikroorganisme (bakteri) dikenal
sebagai biakan campuran, jika hanya terdiri dari dua jenis mikroorganisme,
yang dengan sengaja dipelihara satu sama lain dalam asosiasi, dikenal
sebagai biakan dua-jenis (Alam dkk, 2013)
Isolasi suatu jalur
murni pada prinsipnya dapat dilakukan secara bertingkat. Tingkat pertama bebas
dilakukan secara manual yaitu dengan cara sejauh mungkin mengencerkannya,
seringkali sampai 10-4 atau 10-6. Tingkat kedua adalah dengan media yang
bersifat selektif bagi mikroba tertentu atau beberapa mikroba tertentu yang
mungkin masih satu golongan. Tingkat ketiga dari koloni yang seolah-olah yang
sudah mungkin masih perlu untuk diencerkan kembali atau diisolasi ulang agar
dapat lebih menyakinkan. Selanjutnya diperlukan berbagai metode karakteristik
sebagai pembuktian bahwa galur isolat yag diperoleh benar-benar galur murni
(Judoamidjojo, 1991).
Seperti
semua bentuk kehidupan lain, mikroba membutuhkan zat-zat hara dan lingkungan
yang sesuai untuk pertumbuhan. Pertama-tama media harus mangandung
senyawa-senyawa hara yang penting untuk pertumbuhan mikroba. Disamping itu
media harus juga memberikan lingkungan yang cocok bagi pertumbuhan seperti pH,
tekanan osmosis, oksigen dan lain-lain. Pada umumnya semua media untuk pertumbuhan
mikroba terdapat dalam dua bentuk yaitu media cair (Broth media) dan media
padat (Solid media) (Sutedjo, 1996)
Menurut Dwiyana
(2011), terdapat beberapa cara untuk mengisolasi mikroba yakni:
1.
Teknik Piringan Goresan (Streak
plate method)
Medium agar dicairkan, didinginkan
pada suhu 45 C, dituang ke
dalam cawan petri steril (cawan gelas dengan garis tengag tiga inci) dan
dibiarkan sampai menjadi padat. Kemudian dengan kawat gelang menginokulasi yang
penuh dengan biakan campuran (misalnya specimen ludah atau bahan lain), goresan
dilakukan diatas permukaan agar. Ada beberapa metode penggorean yang berbeda,
namun kesemua metode bertujuan untuk meletakkan sebagian besar organism pada
beberapa goresan pertama. Apabila sebaran dilakukan dengan menggerakkan kawat
gelang kian kemari dari satu bagian ke bagian lain. Cawan petri, bakteri yang
tertinggal pada kawat gelang semakin berkurang. Jika dilakukan secara sempurna,
goresan akhir akan meninggalkan bakteri individual cukup terpisah satu sama
lain, sehingga setelah mengalami pertumbuhan, koloni yang berasal dari bakteri
individual akan benar-benar terpisah satu sama lain. Kemudian koloni tunggal
dapat ditinggalkan kemedium steril, dan akan tumbuhlah biakan murni.
2.
Metode
Tuang (pour-plate method)
Terdiri
atas penginokulasian biakan campuran kedalam tabung uji yang mengandung agar
mencair yang telah didinginkan pada suhu 450c. isinya diaduk untuk
memencarkan bakteri keseluruh medium. Campuran itu kemudian ditungkan kedalam
cawan petri steril dan dibiarkan padat pertumbuhan koloni terjadi baik dalam
medium tujuan pada kedua proses ialah untuk memisahkan bakteri satu sama lain
sehingga sel-sel itu akan tumbuh menjadi koloni-koloni yang terpisah didalam
medium yang padat. Kemudian dapat diambil sel-sel dari satu koloni untuk
mendapatkan biakan murni. Dalam praktek, sering piringan kedua digores kembali
dengan organisme yang berasal dari koloni yang diisolasi untuk menjamin bahwa
hasil yang diperoleh adalah biakan murni.
Sifat-sifat umum
suatu koloni tergantung pada besar kecilnya koloni. Ada koloni yang hanya
berupa suatu titik, ada pula yang melebar sampai menutup permukaan medium.
Adapun jenis koloni yaitu: koloni yang bulat, ada yang memanjang, ada tepi yang
rata, ada tepinya yang tidak rata. Kenaikan permukaan. Ada koloni yang rata
saja dengan permukaan medium, ada pula yang timbul, yaitu menjulung tebal
diatas permukaan medium. Halus-kasarnya permukaan. Ada koloni yang permukaanya
halus saja, ada yang permukaanya kasar tidak rata. Koloni berdasarkan wajah
permukaan, ada koloni yang permukaanya mengkilat, ada yang permukaanya suram.
Koloni berdasarkan warna, kebanyakan koloni bakteri itu berwarna keputihan atau
kekuning-kuningan, akan tetapi ada juga kolini yang kemerah-merahan, coklat,
jingga, biru, hijau dan ungu. Koloni berdasarkan kepekatan, ada koloni yang
lunak seperti lendir, ada yang lunak seperti mentega ada yang keras dan kering
(Dwidjoseputro, 2005)
III.
METODOLOGI
3.1 WAKTU DAN TEMPAT
Percobaan ini dilakukan pada hari Selasa,
tanggal 18 April 2017, pukul 10.00 WIB sampai selesai, bertempat di
laboratorium biologi FATETA UNJA.
3.2 ALAT DAN BAHAN
Adapun
alat dan bahan yang diperlukan selama proses praktikum pengenceran dan
penanaman mikroba ini, dengan peralatan yang diperlukan anatara lain :
A.
ALAT
1.
Erlenmeyer
250 ml
2.
Batang
pengaduk
3.
Tabung
reaksi
4.
Rak
tabung reaksi
5.
Cawan petri
6.
Autoklaf
7.
Oven
8.
Pemanas
listrik/hot plate stirrer
9.
Pipet
volumetric
10.
Bunsen
11.
Botol
semprot alkohol
12.
Mortar
13.
Inkubator
14.
Vortex
B.
BAHAN
1.
Aquades
2.
Media NA
3.
Kapas
4.
Alumunium foil
5.
Plastic wrap
6.
Tissue
7.
Kertas label
8.
Kertas pembungkus
9.
Alcohol 70%
10. Spritus
3.3 SKEMA KERJA
1.
Siapkan
5 gr bahan sampel, tumbuk menggunakan mortar sampai halus, masukkan ke dalam
larutan pengencer aquades 45 ml yang sebelumnya telah disiapkan, godok/kocok sampai
merata selanjutnya disebut sebagai pengenceran pertama 10-1
2.
Pipet
1 ml dari 10-1 kemudian dimasukkan ke tabung reaksi yang berisi 9 ml
larutan pengencer, selanjutnya disebut pengencerna ke dua 10-2
lakukan sampai pengenceran terakhir yaitu 10-5
3.
Ambil
1 ml pada pengenceran 10-5, 10-4 dan 10-3
tuang ke dalam cawan petri kemudian ditambahkan media NA yang masih cair (±450C)lakukan
secara duplo, kocok homogen dan tunggu sampai memadat, setelah memadat balikkan
cawan petri, inkubasi selama 2 hari (metode tuang)
4.
Ambil
0,1 ml pada pengenceran 10-5, 10-4 dan 10-3
teteskan ke dalam cawan petri yang telah berisi media padat, sebarkan dengan
menggunakan Batang L yang telah disterilkan atau dengan cara mengoyangkan ke
seluruh permukaan media,lakukan secara duplo dan diinkubasi selama 2 hari
(Metode Tabur).
5.
Lakukan
pengamatan dan perhitungan jumlah koloni.
IV.
HASIL
DAN PENGAMATAN
4.1
DATA
PENGAMATAN
Dari praktikum
yang dilakukan data pengamatan yang didapatkan praktikan adalah :
Tabel
Hasil Pengamatan
NO
|
METODE
|
SAMPEL
|
10-3
|
10-4
|
10-5
|
1.
|
Metode Permukaan
|
Bubur
Ayam
|
5
|
10
|
36
|
2.
|
Metode Permukaan
|
Bubur Ayam
|
14
|
33
|
13
|
4.2
ANALISA
HASIL
Dari hasil yang
didapatkan menggunakan metode permukaan duplo dengan sampel Bubur ayam adalah
pada cawan petri yang ditumbuhkan media dari pengenceran 10-3 didapatkan
5 dan 14 koloni. Pada cawan petri yang ditumbuhkan media dari pengenceran 10-4
didapatkan 10 dan 33 koloni dan pada cawan petri yang ditumbuhkan media
dari pengenceran 10-5 didapatkan 36 dan 13 koloni.
4.3
PEMBAHASAN
Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi
tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih
besar. Contohnya suatu sampel pada suatu suspensi yang berupa campuran
bermacam-macam sppesies diencerkan dalam suatu taung tersendiri. Enceran ini
kemudian diambil barang 1 ml untuk diencerkan lagi ke tabung yang berisi
pelarut. Enceran yang kedua ini diambil 1 ml untuk diencerkan lebih
lanjut.
Prinsip pengenceran adalah
menurunkan jumlah sehingga semakin banyak jumlah pengenceran yang dilakukan,
semakin sedikit jumlah mikroba, dimana suatu saat didapat hanya satu mikroba
pada satu tabung.
Pada
praktikum kali ini yang akan dilakukan adalah pengenceran bertingkat dan
penanaman bakteri menggunakan metode permukaan duplo dengan sampel bubur ayam.
Di dalam praktikum hal yang paling utama harus dilakukan, yaitu melakukan
praktikum dengan fokus sehingga meminimalisir kesalahan yang akan terjadi di
dalam praktikum. Dalam praktikum ini mengharuskan kita untuk melakukan sterilisasi
dan pastikan semua alat benar-benar telah steril. Apabila meragukan alat
tersebut telah disterilkan atau belum, sebaik dilakukan sterilisasi ulang pada
alat tersebut untuk memastikan alat tersebut telah steril.
Sampel yang telah diencerkan dengan akuades dituangkan ke
dalam cawan petri yang kemudian dituangkan ke media agar. Setelah dilakukan
penuangan sampel, cawan petri digerakkan seperti angka delapan. Tujuan
dilakukannya cara ini yaitu untuk menyebarkan sel-sel mikroba secara merata.
Sampel atau media yang telah padat diinkubasi dengan posisi terbalik. Inkubasi
ini dilakukan selama 2 hari. Dari hasil inkubasi selama 2 hari akan terlihat
beberapa bentuk koloni yang tumbuh pada media agar didalam cawan petri. sampel yang digunakan adalah sampel 10-3 , 10-4
, dan 10-5 ini semua dikarenakan perkiraan koloni sampel yang akan
diamati nanti bisa di hitung pada koloni tersebut.
Setelah
diinkubasi selama 2 hari diperoleh hasil pertumbuhan mikroba pada medium NA.
Hal ini dikarenakan mikroba yang diisolasi adalah jenis bakteri, dan bakteri
hanya dapat tumbuh pada medium NA. Pada cawan petri yang ditumbuhkan media dari
pengenceran 10-3 didapatkan 5 dan 14 koloni. Pada cawan petri
yang ditumbuhkan media dari pengenceran 10-4 didapatkan 10 dan
33 koloni dan pada cawan petri yang ditumbuhkan media dari pengenceran 10-5
didapatkan 36 dan 13 koloni.
Sampel yang baik
yaitu perkiraan jumlah koloni sampel yang akan diamati semakin tinggi angka
pengencerannya maka jumlah bakteri atau mikrobanya pun akan semakin sedikit.
Dari praktikum yang kelompok kami lakukan jumlah bakteri dari sampel 10-3, 10-4, dan 10-5 bakterinya semakin banyak. Hal ini dikarenakan
pada saat kami telah menuangkan media NA dan sampel bubur ayam yang telah
diencerkan dan telah dibungkus dengan kertas wrap, cawan petri tersebut dibuka
kembali dikarenakan media yang dituangkan terlalu sedikit akibatnya cawan petri
yang telah dibungkus tadi menjadi terkontaminasi oleh bakteri dari udara.
V.
PENUTUP
5.1
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang
dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa, pengenceran adalah suatu kegiatan untuk
mengencerkan larutan yang bertujuan untuk memperoleh contoh dengan jumlah
mikroba terbaik untuk dapat dihitung yaitu antara 30-300 sel mikroba per ml.
Metode
yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode permukaan dan hasil yang
didapatkan dari pelaksanaan pengenceran bertingkat adalah pengenceran 10-3 didapatkan
5 dan 14 koloni, pengenceran 10-4 didapatkan 10 dan 33 koloni,
pengenceran 10-5 didapatkan
36 dan 13 koloni.
Isolasi suatu mikroba ialah memisahkan mikroba tersebut dari
lingkungannya di alam dan menumbuhkannya sebagai biakan murni dalam medium
buatan.
5.2 SARAN
Dalam pelaksanaan praktikum praktikan harus
hati-hati, agar tidak terjadi kesalahan. Serta keaseptisan juga sangat
diperlukan dalam praktikum ini agar praktikum dapat berlangsung dengan baik dan
maksimal.
DAFTAR
PUSTAKA
Alam, M.S, Sarjono P.R, Aminin,
A.L.N. 2013. Isolasi Bakteri Selulolitik Termofilik Kompos Pertanian
Desa Bayat, Klaten, Jawa Tengah. Chem Info. No.1(1) : 190-195. Diakses pada
20 April 2017, 20:30 WIB.
Cahaya, 2011. Mikroba
dan Peranannya dalam Kehidupan. http://cahaya_timur.wordpress.com. Diakses pada 23 April 2017, 19:15 WIB.
Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar
Mikrobiologi. Jakarta.Djambatan
Dwyana Z,. Nurhaedar. 2011. Mikroobiologi
Dasar. Universitas Hasanuddin. Makassar
Fardiaz. 1992. Mikrobiologi Pangan I. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Judoamidjojo, Muljono. 1991. Teknologi
Fermentasi. Bogor: IPB
Pelczar,M.1986. Dasar-dasar mikrobiologi,
Erlangga:Jakarta. Diakses pada 23 April 2017, 19:10 WIB.
Sutedjo, Mul Mulyani. 1996.
Mikrobiologi Tanah. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Terimakasih, sangat bermanfaat😊
BalasHapus