Sabtu, 27 Mei 2017

makalah perancangan teknik perancangan alat dan mesin pengiris pisang

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Kualitas keripik pisang ditentukan oleh tiga faktor utama yaitu rasa dan kerenyahan serta bentuk irisan yang tidak pecah / rusak. Cara mengiris pisang merupakan salah satu kendala utama untuk menghasilkan keripik pisang yang berkualitas. Kebanyakan industri keripik pisang masih menggunakan cara manual, dengan menggunakan pisau untuk mengiris pisang, sehingga hasil irisan tidak optimal. Jika pisang masih panjang, proses pengirisan dapat dilakukan dengan mudah. Akan tetapi jika pisang sudah pendek (karena sudah diiris), maka irisan pisang yang dihasilkan banyak yang sobek. Untuk itu perlu dilakukan perancangan mesin pengiris pisang yang mampu menghasilkan irisan pisang dengan ketebalan yang seragam serta dapat meningkatkan kapasitas produksi. Metode yang dilakukan dalam mengidentifikasi permasalahan yang ada yaitu dengan melakukan pengamatan langsung dan wawancara pada pemilik home industry pembuatan keripik pisang. Selain itu juga melakukan pengumpulan data yang dapat menunjang proses perancangan, seperti dimensi pisang, kapasitas produksi mula-mula, dan lainnya. Dari data yang diperoleh, dilakukan pembuatan dan pemilihan konsep. Pengembangan konsep terpilih, disertai dengan analisis teknik pada komponen kritis, analisis ergonomi serta lingkungan. Tahap selanjutnya adalah melakukan analisis biaya pembuatan disertai dengan pembuatan prototype. Dari hasil perhitungan, diperoleh biaya pembuatan prototype mesin pengiris pisang sebesar ± Rp.1.600.000,-. Mesin ini mempunyai kapasitas 60 kg/jam, dengan 2 variasi pengirisan (lurus dan miring), serta ketebalan hasil irisan yang dapat diatur.

B. Permasalahan
Industri keripik pisang banyak tersebar di berbagai daerah di Indonesia dan menjadi komoditi andalan mata pencaharian masyarakat setempat. Proses pembuatan keripik pisang sangat mudah dan menggunakan peralatan bantu yang sederhana. Mula-mula pisang diiris tipis dengan ketebalan kurang lebih 2 mm. Pengirisan bisa dilakukan melintang atau memanjang sesuai dengan keinginan, dan irisan pisang tersebut ditiriskan sejenak untuk menurunkan kadar airnya sehingga siap untuk digoreng. Setelah masak, gorengan kripik pisang ini diangkat dan ditiriskan. Untuk meningkatkan cita rasanya, dimasukan bumbu-bumbu tambahan seperti air gula merah. Setelah dingin, keripik pisang dikemas dalam pembungkus plastik yang kedap udara dan siap untuk dipasarkan. Kualitas keripik pisang ditentukan oleh tiga faktor utama yaitu rasa dan kerenyahan serta bentuk irisan yang tidak pecah / rusak. Cara mengiris pisang merupakan salah satu kendala utama dalam menghasilkan keripik pisang yang berkualitas. Kebanyakan industri keripik pisang masih menggunakan cara manual, dengan menggunakan pisau untuk mengiris pisang, sehingga hasil irisan tidak optimal. Disamping itu, ada beberapa home industry yang menggunakan pisau yang diletakkan pada piringan berputar. Jika pisang masih panjang, proses pengirisan dapat dilakukan dengan mudah. Akan tetapi jika pisang sudah pendek (karena sudah diiris), maka irisan pisang yang dihasilkan banyak yang sobek.
Kualitas bentuk dan geometri irisan pisang sangat tergantung dari kondisi dan keterampilan operatornya. Oleh karena itu, selain kurang higienis, ketebalan irisan pisang yang dihasilkan tidak seragam. Padahal ketebalan irisan sangat mempengaruhi kerenyahan dari keripik pisang. Untuk itu perlu dilakukan perancangan mesin pengiris pisang yang mampu menghasilkan irisan pisang dengan ketebalan yang seragam, lebih higienis, aman, serta dapat meningkatkan kapasitas produksi.
Berdasarkan permasalahan di atas, dilakukan perancangan Mesin Pengiris Pisang dengan terlebih dahulu menentukan spesifikasi awal yang sesuai, yaitu:
1.      Dimensi maksimum keseluruhan: panjang x lebar x tinggi = 50cm x 50cm x 80cm
2.      Ketebalan irisan dapat diatur antara 1 mm sampai dengan 3 mm, dengan dua variasi pengirisan, yaitu lurus (melintang) dan miring
3.      Kapasitas produksi sebesar 4 tandan/jam atau 60 kg/jam, (1 tandan pisang raja berisi ± 100 buah pisang) dan (berat 1 tandan pisang raja ± 15 kg).
4.      Menggunakan penggerak motor listrik AC
5.      Harga tidak melebihi Rp. 2 juta

C. Tujuan Penulisan
            Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk membuat rancangan alat mesin pengiris pisang.

D. Manfaat Penulisan
            Manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai pengetahuan pembuatan rancangan alat mesin pengiris pisang dan sebagai untuk mempermudah penanganan pengirisan pisang.





















BAB II. KAJIAN TEORI

A. Teori Pendukung
Desain perancangan adalah perencanaan pembuatan keputusan - keputusan penting yang mempengaruhi kegiatan-kegiatan lain yang menyusulnya. Sehingga sebelum sebuah produk dibuat terlebih dahulu dilakukan proses perancangan yang nantinya menghasilkan sebuah gambar sketsa atau gambar sederhana dari produk yang akan dibuat. Gambar sketsa yang telah dibuat kemudian digambar kembali dengan aturan gambar sehingga dapat dimengerti oleh semua orang yang ikut terlibat dalam proses pembuatan produk tersebut. Desain dan konstruksi mesin pengiris keripik dapat ditentukan berdasarkan beberapa pertimbangan antara lain dari segi tenaga penggerak, ukuran yang nyaman bagi operator, tingkat kesulitan pengoperasian dan perawatannya, hasil dari perajangan (ketebalan), faktor kebisingan dan bahan yang digunakan. Gambar hasil perancangan adalah hasil akhir dari proses perancangan.
Poros merupakan salah satu bagian terpenting dari setiap mesin, hampir semua mesin merupakan tenaga bersama-sama dengan putaran.Putaran pertama dalam trasmisi seperti itu dipegang oleh poros, poros macam ini mendapat beban puntir dan lentur. Daya ditrasmisikan kepada poros ini melalui putaran mesin.poros adalah komponen alat mekanis yang mentransmisikan gerak berputar dan daya. Poros merupakan satu kesatuan dari sembarang sistem mekanis di mana daya ditransmisikan dari penggerak utama, misalnya motor listrik atau motor bakar, ke bagian lain yang berputar dari sistem. Oleh karenanya poros memegang peranan utama dalam transmisi dalam sebuah mesin. Poros dibedakan menjadi tiga macam berdasarkan penerusan dayanya antara lain; Poros transmisi, spindle dan gandar.
Bantalan merupakan elemen mesin yang mampu menumpu poros berbeban, sehingga putaran atau gerakan bolakbaliknya dapat berlangsung secara halus, aman, dan panjang umur. Bantalan harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik.
Alur melingkar untuk membawa sabuk, disebut sheave. Ukuran puli (sheave) dinyatakan dengan diameter jarak bagi, sedikit lebih kecil dari pada diameter luar puli.Rasio kecepatan antara puli penggerak dan yang digerakkan berbanding terbalik dengan rasio diameter jarak bagi puli. Asumsi ini dengan menganggap tidak ada selip (di bawah beban normal). Jadi kecepatan linier garis jarak bagi dari kedua puli adalah sama dan sama dengan kecepatan sabuk.
Sabuk adalah elemen transmisi gaya yang fleksibel yang dipasang secara ketat pada puli atau cakra. Ada beberapa jenis sabuk yang sering dipakai antara lain: Sabuk rata (Flat belt), Sabuk sinkron (Synchronous belt), sabuk bergigi dan sabuk-V (V-belt). Bentuk-V menyebabkan sabuk-V dapat terjepit alur dengan kencang, memperbesar gesekan dan memungkinkan torsi yang tinggi dapat ditransmisikan sebelum terjadi selip.Sebagian besar sabuk memiliki senar - senar serabut berkekuatan tarik tinggi yang ditempatkan pada diameter jarak bagi dari penampang melintang sabuk, yang berguna untuk meningkatkan kekuatan tarik pada sabuk.Jarak yang cukup jauh yang memisahkan antara dua buah poros mengakibatkan tidak memungkinkannya menggunakan transmisi langsung dengan roda gigi.V-belt merupakan sebuah solusi yang dapat digunakan.V-belt adalah salah satu transmisi penghubung yang terbuat dari karet dan mempunyai penampang trapesium.Penampang V-belt dapat diperoleh atas dasar daya rencana dan putaran poros pengerak.Daya rencana dihitung dengan mengalikan daya yang diteruskan dengan faktor koreksi. Transmisi V-belt hanya dapat menghubungkan poros-poros yang sejajar dengan arah putaran yang sama. V-belt selain juga memiliki keungulan dibandingkan dengan transmisi-transmisi yang lain, perencanaan V-belt perlu dilakukan untuk memperhitungkan jenis sabuk yang digunakan dan panjang sabuk yang akan digunakan.

B. Alasan Pemilihan Makalah
            Alasan saya memilih makalah ini adalah karena banyaknya peminatan terhadap usaha pembuatan keripik pisang. Karena produksi pisang di Indonesia  yang cukup tinggi membuat masyarakat lebih berminat untuk membuat usaha keripik pisang. Disamping itu dalam pembuatan keripik pisang dibutuhkan sebuah alat atau mesin untuk lebih mempermudah pembuatan keripik pisang.

C. Faktor Pendukung
      Pengolahan data melalui pendekatan teknis yang berhubungan dengan perancangan dan pengembangan produk. Proses ini menghasilkan ide-ide awal perancang yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang ada, dalam hal ini dibuat beberapa konsep desain sesuai dengan spesifikasi produk yang telah
ditentukan sebelumnya. Untuk menentukan konsep mana yang akan dikembangkan, diperlukan kriteria-kriteria perancangan dengan bobot masing-masing kriteria yang berbeda-beda. Kriteria yang digunakan yaitu: hasil irisan pisang yang seragam, mudah dalam pengoperasian dan perawatan, aman dan awet, mudah dimanufaktur, murah. Berdasarkan pembobotan kriteria tersebut, langkah selanjutnya adalah pemberian nilai (scoring) pada masing-masing kriteria dari konsep yang dibuat. Dari sini akan diperoleh konsep mana yang layak untuk dikembangkan lebih lanjut.

D. Prosedur Kegiatan
Tahapan yang dilakukan pada perancangan Mesin Pengiris Pisang dapat dilihat pada Gambar 1. Untuk mendukung proses perancangan, dilakukan pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan studi literatur terkait dengan obyek yang dirancang. Observasi dan wawancara dilakukan kepada pemilik home industry keripik pisang dan operator pengiris pisang. Sedangkan datadata yang dikumpulkan meliputi: bahan baku keripik pisang, alat bantu pengiris pisang yang sudah beredar di pasaran beserta analisis kelebihan dan kekurangannya. Berdasarkan observasi, diperoleh
beberapa permasalahan yaitu:
1.      Proses pengirisan dilakukan secara manual dengan menggunakan pisau
2.      Hasil pemotongan yang tidak seragam, dipengaruhi kondisi dan keterampilan operator
3.      Tidak higenis, karena pisang dipegang tangan waktu proses pengirisan
4.      Keselamatan kerja kurang baik. Apabila tidak berhati-hari, tangan operator dapat terluka saat mengiris pisang yang sudah tinggal ¼ bagian.
Dari wawancara yang dilakukan kepada pemilik home industry keripik pisang dan operator pengiris pisang, diperoleh data sebagai berikut:
1.      Waktu yang dibutuhkan untuk mengiris pisang dengan pisau secara manual yang ketebalannya ± 2 mm adalah ± 8 kg/jam, tergantung dari ketrampilan operatornya
2.      Kualitas dari keripik pisang ditentukan dari jenis pisang, bahan-bahan pembuat keripik pisang dan yang paling penting adalah ketebalan pisang saat diiris karena dapat mempengaruhi gurih dan kerenyahan keripik pisang tersebut
3.      Dalam memenuhi permintaan konsumen yang tinggi, maka diperlukan penambahan jumlah operator untuk meningkatkan produktivitas
Setelah memperoleh semua data pendukung, langkah selanjutnya adalah pengolahan data melalui pendekatan teknis yang berhubungan dengan perancangan dan pengembangan produk. Proses ini menghasilkan ide-ide awal perancang yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang ada, dalam hal ini dibuat beberapa konsep desain sesuai dengan spesifikasi produk yang telah
ditentukan sebelumnya. Untuk menentukan konsep mana yang akan dikembangkan, diperlukan kriteria-kriteria perancangan dengan bobot masing-masing kriteria yang berbeda-beda. Kriteria yang digunakan yaitu: hasil irisan pisang yang seragam, mudah dalam pengoperasian dan perawatan, aman dan awet, mudah dimanufaktur, murah. Berdasarkan pembobotan kriteria tersebut, langkah selanjutnya adalah pemberian nilai (scoring) pada masing-masing kriteria dari konsep yang dibuat. Dari sini akan diperoleh konsep mana yang layak untuk dikembangkan lebih lanjut. Gambar 2 merupakan sketsa dari konsep terpilih

  



Konsep ini memiliki beberapa penjabaran fungsi produk, yang bertujuan untuk menghubungkan permasalah dengan pemecahannya secara langsung, dengan mempertimbangkan input, output, obyek yang digunakan, serta fungsi kerja produk itu sendiri. Adapun penjabaran fungsi dari konsep terpilih dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini.

Mekanisme kerja konsep terpilih menggunakan motor yang ditransmisikan melalui pulley dan belt ke poros yang nantinya akan memutar piringan. Pada piringan tersebut terdapat 3 buah pisau sebagai pengiris pisang. Pisang yang sudah dikupas dimasukkan ke dalam pemegang pisang. Dengan adanya tekanan dari pegas maka pisang akan terdorong ke dalam piringan berputar, sehingga pisang akan teriris sesuai dengan ketebalan yang sudah diatur sebelumnya. Selanjutnya dibuat model 3 dimensi dari konsep terpilih. Dengan model 3 dimensi ini, kita dapat menentukan dimensi awal komponen, mengetahui bagian-bagian yang kritis, serta melakukan simulasi pergerakan yang diinginkan. Dengan pembuatan model 3 dimensi, perancangan yang dilakukan menjadi lebih efektif dan efisien. Gambar 3 merupakan hasil pemodelan 3 dimensi dari konsep Mesin Pengiris Pisang.


Gambar 3: Model 3 Dimensi dari Konsep Terpilih
Pada mesin ini, fungsi pengiris pisang menggunakan piringan berputar yang digerakkan oleh motor listrik AC. Pada piringan ini terdapat 3 buah mata pisau yang dapat diatur posisinya. Pengaturan posisi mata pisau mempengaruhi ketebalan irisan pisang yang dihasilkan. Gambar 4 di bawah ini merupakan model 3 dimensi dari piringan berputar dengan 3 buah mata pisau.



Gambar 4: Model 3 Dimensi dari Piringan dan Pisau

Selanjutnya melakukan analisis teknik untuk memperoleh dimensi minimum dari komponenkomponen kritis, serta penentuan material yang sesuai. Selain itu, dilakukan analisis untuk memperoleh kebutuhan daya motor sebagai sumber penggerak dari mesin pengiris pisang ini. Langkah-langkah yang dilakukan untuk memperoleh daya motor dapat dilihat pada Gambar 5.




E. Hasil dan Pembahasan
Dari analisis teknik yang sudah dilakukan sebelumnya, dapat diketahui bahwa daya motor yang dibutuhkan pada Mesin Pengiris Pisang ini sebesar 0,038 kW. Oleh karena itu digunakan motor yang mudah diperoleh di pasaran, dengan spesifikasi: supply tegangan 230 VAC, daya 0,25 HP dan putaran 1400 rpm. Hasil analisis teknik dari Mesin Pengiris Pisang secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini.

Selain itu, dapat dilakukan pemilihan material yang sesuai dari masing-masing komponen mesin. Akan tetapi, pemilihan material tidak hanya berdasarkan hasil analisis teknik, tetapi juga harus memperhatikan beberapa faktor, antara lain: mudah diperoleh di pasaran, murah, ramah lingkungan, dan mudah dimanufaktur. Beberapa jenis material yang digunakan pada mesin ini antara lain:
          Kerangka Utama                                                        : Baja Profil L
          Piringan Berputar                                                       : Besi Cor
          Komponen yang bersentuhan dengan pisang            : Stainless Steel
Setelah jenis material dan dimensi komponen sudah diketahui, perlu dilakukan pembuatan detail drawing. Hasil dari proses ini digunakan sebagai data, dokumentasi, ilustrasi wujud produk sebenarnya dan sebagai acuan proses pembuatan produk dimana proses ini dilakukan menurut standar yang berlaku, baik dalam bentuk dua dimensi atau tiga dimensi. Detail drawing ini juga dapat dijadikan dasar dalam perancangan proses manufaktur dan proses perakitan. Perancangan ini dilakukan agar mesin dapat dibuat dan dirakit dengan mudah. Sebisa mungkin proses yang dilakukan menggunakan alat bantu yang sederhana dan sering ditemui di bengkel-bengkel industri kecil. Hal ini secara langsung dapat meminimalkan biaya pembuatan serta perakitannya.
Berdasarkan semua hasil perancangan sebelumnya, dilakukan pembuatan prototype dari Mesin Pengiris Pisang. Melalui prototype ini, kita dapat mengetahui performansi dan mekanisme dari mesin, apakah sudah sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan di awal. Selain itu juga dapat diketahui kelemahan-kelemahan yang masih harus diperbaiki, sehingga dapat diperoleh mesin dengan kualitas yang baik.
Dalam pembuatan prototype, mungkin akan banyak ditemui input-input tambahan sebagai informasi yang dapat dimasukkan ke dalam mekanisme sistemnya. Selain itu tujuan dari pembuatan prototype adalah untuk menekan biaya trial and error. Pembuatan prototype merupakan proses iterasi atau koreksi untuk detail model produk secara nyata. Pembuatan prototype bisa digunakan sebagai evaluasi sketsa produk yang meliputi analisis komponen, bentuk produk, perhitungan teknis, jumlah dan penempatan tata letak komponen atau mesinnya, analisis bahan, analisis fungsi enginering, ergonomi, dan analisis ekonomi ke dalam bentuk yang nyata. Gambar 6 pada halaman berikut ini merupakan prototype dari Mesin Pengiris Pisang.


Gambar 6: Prototype Mesin Pengiris Pisang

Keterangan Gambar 6 :
1 = Pemegang dan pendorong pisang untuk potongan melintang
2 = Pemegang dan pendorong pisang untuk potongan miring
3 = Penutup piringan berputar
Untuk mengetahui performansi dari hasil rancangan, maka dilakukan uji coba terhadap prototype ini. Melalui uji coba ini, dapat diketahui apakah hasil rancangan dapat digunakan sesuai dengan spesifikasi dan kebutuhan home industry. Analisis uji coba prototype ini dilakukan pada mekanisme pemegang dan pendorongan pisang, mekanisme pengirisan pisang, kemudahan dan keamanan dalam pengoperasian, kapasitas produksi, serta kualitas irisan pisang yang dihasilkan.
Langkah-langkah yang dilakukan saat uji coba pada prototype mesin pengiris pisang ini adalah:
1.      Menyediakan bahan berupa pisang mentah yang telah dikupas kulitnya sebanyak 1 kg. Pisang yang digunakan sebagai bahan baku keripik pisang adalah pisang yang masih agak keras.
2.      Menyiapkan tempat penampungan untuk hasil potongan pisang.
3.      Mengatur posisi pisau pada piring berputar, agar tebal irisan pisang sesuai dengan yang diinginkan. Pada uji coba kali ini, tebal irisan pisang yang diinginkan adalah 2 mm.
4.      Menyalakan mesin, kemudian memasukkan pisang pada tempat pemegang pisang satu persatu sampai pisang habis.
5.      Lama loading dan proses pengirisan yang terjadi diukur dengan menggunakan stop watch.
Pengukuran waktu loading dan proses pengirisan dihitung pada saat operator memasukkan pisang ke dalam tabung pemegang. Pada gambar 7, dapat dilihat detail dari pemegang dan pendorong pisang untuk bentuk irisan miring.

Gambar 7: Detail dari Mekanisme Pemegang dan Pendorong Pisang

Keterangan Gambar 7:
1 = Handle Penarik
2 = Slot Pengunci
3 = Pengunci
4 = Pegas Tekan
Cara untuk memasukkan dan mendorong pisang adalah sebagai berikut:
1.      Handle (nomor 1) ditarik sampai pengunci (nomor 3) menyentuh batas slot tabung
2.      Memutar handle searah jarum jam, sampai pengunci masuk ke dalam slot pengunci (nomor 2)
3.      Memasukkan pisang ke dalam tabung.
4.      Memutar handle berlawanan jarum jam, sampai pengunci terlepas dari slot pengunci.
5.      Melepaskan handle, sehingga pegas akan menekan pisang menuju ke piringan berputar untuk diiris.
Cara di atas juga berlaku pada tabung pemegang untuk potongan melintang, hanya posisi tabungnya yang berbeda (tegak lurus pisau berputar).
Dalam uji coba ini, disediakan 3 jenis pisang sebagai bahan baku keripik pisang yang sering digunakan. Adapun jenis pisang dan spesifikasinya yaitu:
·         Pisang Raja : panjang rata-rata 13 cm, diameter rata-rata 3,5 cm
·         Pisang Kepok : panjang rata-rata 12 cm, diameter rata-rata 3,5 cm
·         Pisang Ambon : panjang rata-rata 11 cm, diameter rata-rata 3 cm
Selanjutnya dilakukan pengukuran waktu loading dan pengirisan pisang, yang digunakan untuk menghitung kapasitas produksi dari mesin ini apakah sesuai dengan spesifikasi awal yang ditentukan. Hasil pengukuran waktu dapat dilihat pada tabel 3.

Dari percobaan tersebut, diperoleh besar kapasitas mesin hasil rancangan, yaitu sebesar 1 kg/65 detik atau ± 60 kg/jam. Hasil ini masih dalam batas toleransi spesifikasi rancangan yang diinginkan, yaitu sebesar 60 kg/jam. Prosentase perbedaan kapasitas mesin pada spesifikasi awal rancangan dengan hasil uji coba adalah 100% - ( 60 / 65 x 100 % ) = 7,7%. Perbedaan kapasitas dapat dipengaruhi oleh kondisi operator pada saat memasukkan pisang ke dalam tabung pemegang. Semakin lama waktu yang dibutuhkan operator dalam melakukan loading, maka kapasitas mesin menjadi semakin kecil.
Analisis juga dilakukan pada bentuk hasil irisan pisang serta ketebalannya. Hasil irisan pisang dapat dilihat pada Gambar 8 (posisi melintang), dan Gambar 9 (posisi miring).


Gambar 8: Hasil Irisan Pisang untuk Posisi Melintang


Gambar 9: Hasil Irisan Pisang untuk Posisi Miring




Bentuk dari hasil irisan pisang pada posisi miring tidak seragam, bahkan ada yang mirip dengan bentuk hasil irisan secara melintang. Hal ini disebabkan clearance antara pisang dengan diameter tabung pemegang cukup besar sehingga pisang dapat berubah posisi. Selain itu bentuk pisang yang cenderung melengkung, sedangkan bentuk tabung pemegangnya silindris (lurus). Untuk hasil pengukuran ketebalan dari irisan pisang dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini. Agar lebih akurat, pengukuran ketebalan irisan dilakukan dengan menggunakan jangka sorong ketelitian 0,05 mm. Pengukuran tidak dilakukan pada semua hasil irisan pisang, tetapi hanya diambil 5 buah saja.

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa ketebalan hasil irisan pisang mendekati ketebalan yang diinginkan. Perbedaan hasil dapat terjadi saat pengukuran maupun setting posisi pisau yang kurang sempurna. Tetapi secara umum, ketebalan yang dihasilkan sudah sesuai dengan spesifikasi awal rancangan.
Analisis biaya produksi Mesin Pengiris Pisang ini hanya difokuskan pada biaya pembuatan prototype. Biaya total pembuatan prototype mesin ini sebesar ± Rp.1.600.000,-.








BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan
            Berdasarkan semua hasil perancangan, analisis, dan uji coba yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa Mesin Pengiris Pisang ini dapat menjawab semua permasalahan dan kebutuhan yang ada, baik dari operator maupun pemilik home industry keripik pisang. Adapun spesifikasi dari mesin ini antara lain:
1.      Dimensi umum = 50 cm x 40 cm x 75 cm
2.      Proses pengirisan menjadi lebih mudah, higienis, dan tidak membahayakan operator
3.      Kapasitas mesin lebih besar dari alat yang sudah ada, yaitu sebesar ± 60 kg/jam, dengan 2 variasi pemotongan, yaitu lurus (melintang) dan miring
4.      Ketebalan hasil irisan pisang lebih seragam dan dapat diatur
5.      Motor yang digunakan: motor AC dengan daya = ¼ HP, putaran = 1400 rpm
6.      Biaya pembuatan prototype mesin pengiris pisang sebesar ± Rp.1.600.000,-
Masih terdapat kekurangan pada mesin pengiris pisang ini, seperti: mekanisme feeder (pendorong) pisang yang kurang sempurna. Hasil perancangan ini diharapkan dapat terus dikembangkan untuk membantu perkembangan home industry khususnya yang bergerak pada bidang pangan (keripik pisang dan singkong).

B. Rekomendasi
Tulisan ini masih memerlukan kajian lebih lanjut agar rancangan alat atau mesin pengiris pisang ini dapat digunakan secara luas dan menghasilkan hasil pengirisan yang lebih baik lagi. Perlu perbandingan secara kualitatif dan kuantitatif antara setiap alat/ mesin untuk mendapatkan hasil yang sempurna.


4 komentar:

  1. Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan konsultasi kepada Anda mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.

    Salam,

    (Tommy.k)

    WA:081310849918
    Email: Tommy.transcal@gmail.com

    Management

    OUR SERVICE
    Boiler Chemical Cleaning
    Cooling tower Chemical Cleaning
    Chiller Chemical Cleaning
    AHU, Condensor Chemical Cleaning
    Chemical Maintenance
    Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
    Degreaser & Floor Cleaner Plant
    Oli industri

    BalasHapus
  2. Saya tidak bisa cukup berterima kasih kepada layanan pendanaan lemeridian dan membuat orang tahu betapa bersyukurnya saya atas semua bantuan yang telah Anda dan staf tim Anda berikan dan saya berharap dapat merekomendasikan teman dan keluarga jika mereka membutuhkan saran atau bantuan keuangan @ 1,9% Tarif untuk Pinjaman Bisnis. Hubungi Via:. lfdsloans@lemeridianfds.com / lfdsloans@outlook.com. WhatsApp ... + 19893943740. Terus bekerja dengan baik.
    Terima kasih, Busarakham.

    BalasHapus
  3. puji sukur kang Mas, trimakasih ya

    BalasHapus