Selasa, 23 Mei 2017

Fungsi Produksi Homogen Padi Sawah Hibrida dan Inbrida Studi Kasus Jurnal “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Padi Sawah Inbrida dan Hibrida di Provinsi Lampung”

Fungsi Produksi Homogen Padi Sawah Hibrida dan Inbrida Studi Kasus Jurnal “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Padi Sawah Inbrida dan Hibrida di Provinsi Lampung”
1. Definisi Padi
Padi merupakan tanaman yang paling penting di Indonesia. Makanan pokok masyarakat Indonesia adalah nasi dari beras yang tentunya dihasilkan oleh tanaman padi. Selain di Indonesia padi juga menjadi makanan pokok negara-negara di benua Asia lainnya seperti China, India, Thailand, Vietnam dan lain-lain.
            Tanaman padi adalah sejenis tumbuhan yang sangat mudah ditemukan apalagi kita yang tinggal di daerah pedesaan. Hamparan persawahan dipenuhi dengan tanaman padi. Sebagian besar menjadikan padi sebagai sumber bahan makanan pokok. Padi merupakan tanaman yang termasuk genus Oryza L. yang meliputi kurang lebih 25 spesies, tersebar di daerah tropis dan daerah subtropics, seperti Asia, Afrika, Amerika dan Australia. Padi yang ada sekarang merupakan persilangan antara  Oryza officianalis dan Oryza sativa F. Spontane (Mubaroq, 2013) . Berikut klasifikasi tanaman padi :


Divisio             : Spermatophyta 
Sub division    : Angiospermae 
Kelas               : Monocotyledoneae, 
Ordo                : Poales, 
Famili              : Graminae 
Genus              : Oryza Linn 
Species            : Oryza sativa L. 

2. Fungsi Produksi Padi
Salah satu faktor penentu produktivitas padi adalah penggunaan benih padi unggul. Benih padi varietas unggul terbagi menjadi golongan inbrida (varietas yang berupa galur murni) dan golongan hibrida.
            Padi inbrida dan padi hibrida mempunyai beberapa perbedaan, yaitu padi inbrida berasal dari galur murni yan gmelakukan penyerbukan sendiri, turunan benih dapat ditanam kembali, tanaman padi kurang seragam, produksinya rata-rata dan harga lebih muerah. Padi hibrida merupakan perkawinan dari dua genotip yang berbeda sifatnya, turunan keduanya tidak bisa dibenihkan kembali sehingga harus membeli benih yang baru, tanaman lebi tegak dan seragam, hasil lebih tinggi 20-30% dari padi inbrida serta harga benih lebih mahal karena proses produksinya yang rumit.
            Pada provinsi Lampung produktivitas padi sangat rendah. Hal ini disebabkan minimnya penerapan teknolog budidaya yang telah direkomendasikan seperti penggunaan benih dan pupuk, faktor lingkungan, dan kondisi sosial ekonomi dan kelembagaan petani. Menurut Ketut Kariyasa (2007) dalam Asnawi (2013) bahwa secara umum ada dua faktor yang mempengaruhi petani dalam mengambil keputusan tentang jenis dan jumlah pupuk yang digunakan dalam kegiatan berusahatani, yaitu faktor teknis-agronomis dan faktor sosial ekonomi. Faktor teknis-agronomis meliputi:
(1) jenis paket teknologi yang direkomendasikan;
 (2) informasi teknologi dari sumber-sumber lain;
(3) kemungkinan substitusi atau komplementaritas antar jenis pupuk;
 (4) pola tanam dalam setahun; dan
(5) luas lahan yang diusahakan.
Sementara faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi keputusan petani dalam menggunakan jumlah dan jenis pupuk, adalah:
(1) harga pupuk itu sendiri;
(2) harga pupuk yang lain;
(3) harga input yang lain;
(4) harga output; dan
(5) tingkat keuntungan usahatani.
 Kelembagaan sosial ekonomi secara langsung juga akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan petani dalam menentukan jumlah input produksi yang akan digunakan.

3. Contoh Studi Kasus Fungsi Produksi Homogen
            Fungsi produksi homogen adalah suatu fungsi homogen berderajat n yang apabila hasil kali setiap variabel bebasnya dengan bilangan λ menyebabkan nilai fungsinya menjadi λ .
Dalam jurnal yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Padi Sawah Inbrida dan Hibrida di Provinsi Lampung “ faktor produksi yang memiliki input yang sama yaitu pupuk NPK, pupuk SP 18 dan luas lahan. Dosis pupuk yang digunakan untuk padi sawah inbrida adalah 297,75 kg/ha SP 18  dan 297,75 kg/ha NPK dengan luas lahan 0,65 ha/KK dan dosis pupuk yang digunakan untuk padi sawah hibrida adalah 211,29 kg/ha SP18 dan 211,29 kg/ha NPK dengan luas lahan 0,5 ha/KK. Penggunaan dosis pupuk dan luas lahan tersebut untuk padi sawah inbrida menghasilkan produktivitas sebesar 5,89 ton/ha sementara padi sawah hibrida menghasilkan produktivitas sebesar 6,45 ton/ha. Jadi, tingkat produktivitas padi sawah dipengaruhi oleh peubah-peubah luas lahan dan pupuk. Menurut Aswani (2013) faktor luas lahan padi sawah menunjukkan hubungan positif dan berbengaruh nyata terhadap peningkatan produksi padi, yang berarti semakin besar luas kepemilikan lahan sawah akan semakin tinggi produksi padi yang dihasilkan.
DAFTAR PUSTAKA

Asnawi, Robet. 2013. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Padi Sawah Inbrida dan Hibrida di Provinsi Lampung. Sepa, Universitas Lampung. Vol 10 No.1, Septermber 2013

Mubaroq, Irfan Abdurachman. 2013. Kajian Potensi Bionutrien Caf dengan Penambahan Ion Logam Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Padi. Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. repository.upi.edu (Diakses 23 November 2016)



1 komentar:

  1. sawah adalah sumber makanan Indonesia, pangan negara kita sangat tergantung dari saawh


    cara kredit kur BNI

    Cara daftar Stroomnet PLN

    Warnet Game Online


    damai indonesiaku, maju Indonesiaku
    Salam admin warnetgea

    BalasHapus