Fungsi
Produksi Homogen Padi Sawah Hibrida dan Inbrida Studi Kasus Jurnal “Analisis
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Padi Sawah Inbrida dan Hibrida di
Provinsi Lampung”
1. Definisi Padi
Padi merupakan tanaman yang paling penting di Indonesia. Makanan pokok
masyarakat Indonesia adalah nasi dari beras yang tentunya dihasilkan oleh
tanaman padi. Selain di Indonesia padi juga menjadi makanan pokok negara-negara
di benua Asia lainnya seperti China, India, Thailand, Vietnam dan lain-lain.
Tanaman padi adalah sejenis tumbuhan
yang sangat mudah ditemukan apalagi kita yang tinggal di daerah pedesaan.
Hamparan persawahan dipenuhi dengan tanaman padi. Sebagian besar menjadikan
padi sebagai sumber bahan makanan pokok. Padi merupakan tanaman yang termasuk
genus Oryza L. yang meliputi kurang
lebih 25 spesies, tersebar di daerah tropis dan daerah subtropics, seperti
Asia, Afrika, Amerika dan Australia. Padi yang ada sekarang merupakan
persilangan antara Oryza officianalis dan Oryza sativa F. Spontane (Mubaroq, 2013)
. Berikut klasifikasi tanaman padi :
Divisio : Spermatophyta
Sub division : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae,
Ordo : Poales,
Famili : Graminae
Genus : Oryza Linn
Species : Oryza sativa L.
2. Fungsi Produksi Padi
Salah satu faktor
penentu produktivitas padi adalah penggunaan benih padi unggul. Benih
padi varietas unggul terbagi menjadi golongan inbrida (varietas yang berupa
galur murni) dan golongan hibrida.
Padi inbrida dan padi hibrida
mempunyai beberapa perbedaan, yaitu padi inbrida berasal dari galur murni yan
gmelakukan penyerbukan sendiri, turunan benih dapat ditanam kembali, tanaman
padi kurang seragam, produksinya rata-rata dan harga lebih muerah. Padi hibrida
merupakan perkawinan dari dua genotip yang berbeda sifatnya, turunan keduanya
tidak bisa dibenihkan kembali sehingga harus membeli benih yang baru, tanaman
lebi tegak dan seragam, hasil lebih tinggi 20-30% dari padi inbrida serta harga
benih lebih mahal karena proses produksinya yang rumit.
Pada provinsi Lampung produktivitas
padi sangat rendah. Hal ini disebabkan minimnya penerapan teknolog budidaya
yang telah direkomendasikan seperti penggunaan benih dan pupuk, faktor
lingkungan, dan kondisi sosial ekonomi dan kelembagaan petani. Menurut Ketut
Kariyasa (2007) dalam Asnawi (2013) bahwa secara umum ada dua faktor yang
mempengaruhi petani dalam mengambil keputusan tentang jenis dan jumlah pupuk
yang digunakan dalam kegiatan berusahatani, yaitu faktor teknis-agronomis dan
faktor sosial ekonomi. Faktor teknis-agronomis meliputi:
(1)
jenis paket teknologi yang direkomendasikan;
(2) informasi teknologi dari sumber-sumber
lain;
(3)
kemungkinan substitusi atau komplementaritas antar jenis pupuk;
(4) pola tanam dalam setahun; dan
(5)
luas lahan yang diusahakan.
Sementara faktor-faktor sosial ekonomi yang
mempengaruhi keputusan petani dalam menggunakan jumlah dan jenis pupuk, adalah:
(1)
harga pupuk itu sendiri;
(2)
harga pupuk yang lain;
(3)
harga input yang lain;
(4)
harga output; dan
(5)
tingkat keuntungan usahatani.
Kelembagaan
sosial ekonomi secara langsung juga akan berpengaruh terhadap pengambilan
keputusan petani dalam menentukan jumlah input produksi yang akan digunakan.
3. Contoh Studi Kasus Fungsi
Produksi Homogen
Fungsi
produksi homogen adalah suatu fungsi homogen berderajat n yang apabila hasil
kali setiap variabel bebasnya dengan bilangan λ menyebabkan
nilai fungsinya menjadi λ .
Dalam jurnal yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Padi Sawah Inbrida dan
Hibrida di Provinsi Lampung “ faktor produksi yang memiliki input yang
sama yaitu pupuk NPK, pupuk SP 18 dan luas lahan. Dosis pupuk yang digunakan
untuk padi sawah inbrida adalah 297,75 kg/ha SP 18 dan 297,75 kg/ha NPK dengan luas lahan 0,65
ha/KK dan dosis pupuk yang digunakan untuk padi sawah hibrida adalah 211,29
kg/ha SP18 dan 211,29 kg/ha NPK dengan luas lahan 0,5 ha/KK. Penggunaan dosis
pupuk dan luas lahan tersebut untuk padi sawah inbrida menghasilkan
produktivitas sebesar 5,89 ton/ha sementara padi sawah hibrida menghasilkan
produktivitas sebesar 6,45 ton/ha. Jadi, tingkat produktivitas padi sawah
dipengaruhi oleh peubah-peubah luas lahan dan pupuk. Menurut Aswani (2013)
faktor luas lahan padi sawah menunjukkan hubungan positif dan berbengaruh nyata
terhadap peningkatan produksi padi, yang berarti semakin besar luas kepemilikan
lahan sawah akan semakin tinggi produksi padi yang dihasilkan.
DAFTAR PUSTAKA
Asnawi, Robet.
2013. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Padi Sawah Inbrida dan
Hibrida di Provinsi Lampung. Sepa,
Universitas Lampung. Vol 10 No.1, Septermber 2013
Mubaroq, Irfan
Abdurachman. 2013. Kajian Potensi
Bionutrien Caf dengan Penambahan Ion Logam Terhadap Pertumbuhan dan
Perkembangan Tanaman Padi. Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia.
Bandung. repository.upi.edu (Diakses 23 November 2016)
sawah adalah sumber makanan Indonesia, pangan negara kita sangat tergantung dari saawh
BalasHapuscara kredit kur BNI
Cara daftar Stroomnet PLN
Warnet Game Online
damai indonesiaku, maju Indonesiaku
Salam admin warnetgea