Sabtu, 27 Mei 2017

makalah teknik mesin budidaya pertanian (uji kenerja mesin perontok padi)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Kebutuhan akan mekanisasi pertanian semakin meningkat seirung dengan makin langkanya tenaga kerja pertanian dan adanya kenaikan upah yang nyata di pedesaan terutama di daerah dengan intensitas tinggi. Indikator paling sederhana untuk mengukur bahwa mekanisasi pertanian makin dibutuhkan dapat dilihat dari meningkatnya jumlah alsintan yang digunakan terutama di daerah intensifikasi.
Penanganan pasca panen padi merupakan upaya yang sangat strategis dalam rangkamendukung peningkatan produksi padi. Kontribusi penanganan pasca panen terhadap peningkatan produksi padi dapat tercermin dari penurunan kehilangan hasil dan tercapainya mutu gabah/beras sesuai persyaratan mutu.
Dalam penanganan pasca panen padi, salah satu permasalahan yang sering dihadapi adalah masih kurangnya kesadaran dan pemahaman petani tehadap penanganan pasca panen yang baik sehingga mengakibatkan masih tingginya kehilangan hasil dan rendahnya mutu beras. Untuk mengatasi masalah ini maka perlu dilakukan penanganan pasca  panen yang baik agar dapat menekan kehilangan hasil dan mempertahankan mutu hasil padi.
Dalam usaha tani padi, thresher merupakan alat untuk merontokkan padi menjadi gabah. Alat ini merupakan alat bantu bagi tenaga kerja untuk memisahkan gabah dengan jeraminya, sehingga penggunaan pedal threseher menjadi satu kesatuan dengan tenaga kerja panen.

1.2. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah agar memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan kepada mahasiswa tentang power threseher

1.3. Manfaat
Manfaatnya agar kita lebih paham tentang Power Thresher, dan memberrikan panduan kepada petani dan pelaku pasca panen lainnya.
II. TINJAUAN PUSTAKA

          Perontokan merupakan tahap penanganan pasca panen setelah pemotongan, penumpukan, dab pengumpulan. Pada tahap ini, kehilangan hasil akibat ketidaktepatan dalam melakukan perontokan dapat mencapai lebih dari 5 %. Cara perontokan telah mengalami perkembangan dari cara digelot menjadi menggunakan power thresher. Peromtokan adalah melepaskan biji kedelai dari polongnya.
            Thresher adalah alat perontok benih padi. Perontokan merupakan bagian integral dari proses penanganan pasca panen padi, dimana padi yang telah layak dipanen dirontokkan untuk memisahkan bulir-bulir padi jeraminya. Prinsip kerja thresher ini adalah dengan memukul bagian tangkai padi (jerami) sehingga bulir-bulir terlepas. Dalam mempersiapkan banyak hasil tanaman untuk dipasarkan, biji-biji perlu dipisahkan dari tangkai tempat tumbuhnya. Semuatanaman padi-padian dengan biji yang kecil, biji harus dipipil dari tongkolnya, kacang tanah harus dirontokkan atau dipetik dari batangnya, dan biji kapas harus dipisahkan dari rambutnya.
            Adapun besarnya daya thresher yang dibutuhkan dalam perontokan padi dibutuhkan dalam perontokan padi dipengaruhi oleh ukuran. Fariable-fariable lain yang mempengaruhi esperti berat gabah, tingkat kemasakan, kadar air dan varietas padi. Besarnya daya thresher yang diperlukan dalam proses perontontokan padi dipengaruhi ukuran, bentuk dan struktur jaringan pada bulir-bulir yang akan dirintokkan. Mekanisme perontokan padi yang memisahkan gabah dengan tangkainya terutama terdiri atas silinder yang berputar dan cekungan-cekungan. Suatu penyalur pemukul biasanya ditempatkan di depan silinder dan ujung atas dari penyalur pengangkat untuk membantu penyaluran pemasakan bulir-bulir ke mekanisme perontokan. Gabah akan dipisahkan dari batangnya melalui blower yang menghasilkan angin. Angin ini bisa menjadikan suatu daya untuk dapat memisahkan antara padi dan jerami. Padi yang penuh isinya akan dikeluarkan di bawah thresher dan jerami serta gabah yang kosong akan dipisah dari gabah yang diisi. Alat pengatur untuk pengubah kecepatan (rpm) yang disesuaikan dengan jenis padi.

            Terdapat dua jenis thresher berdasarkan alat penggeraknya yaitu :
1.      Secara manual dengan menggunakan pedal
2.      Digerakkan dengan mesin
Penggunaan thresher untuk merontokkan padi tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan varietas unggul baru berumur pendek dan mudah rontok. Mesin perontok padi dikenal juga dengan Power Thresher adalah jenis mesin perontok yang telah terbukti handal dan sangat cocok dengan berbagai jenis lahan persawahan di Indonesia. Mesin jenis ini sudah banyak digunakan oleh petani di seluruh nusantara karena keunggulannya yang praktis dan mudah dipindahkan. Mesin ini digerakkan oleh mesin diesel.

           


















III. PEMBAHASAN

3.1. Spesifikasi Mesin Perontok Padi
a.       Agrindo Model : TPA 1000-MG
Spesifikasi :
Merk
Agrindo
Model
TPA 1000 – MG
Putaran poros utama (pm)
600 – 650
Kapasitas (kg / jam / kgs / hr)
800 – 900
450 – 550
1300 - 1350
Kebutuhan daya (hp)
6.5 – 7
Dimensi ( P x L x T)
1600 x 1210 x 1470
Berat tanpa motor (Ka / Kgs)
157
Panjang jerami (mm)
400 – 450
Panjang tangkai kedelai (mm)
550



Gambar 1. Mesin Power Thresher

Bagian komponen Power Thresher terdiri dari :
a.       Kerangkan utama terbuat dari besi siku, ukuran 40 mm x 40 mm x 4 mm dan plat lembaran baja lunak tebal 1 – 3 mm, merupakan kedudukan komponen lainnya
b.      Silinder perontok terbuat dari besi strip dengan diameter berjajar berkeliling membentuk silinder dengan diameter 30 -  40 cm dan lebar 40 – 60 cm. Di sisi kiri dan kanan ditutup dengan lembatan bulat tebal 2 – 3 mm. Pada besi strip yang melintang tersebut terpasang gigi perontok yang terbuat dari besi as baja 10 mm, panjang 50 – 60 mm diperkuat dengan mur. Jumlah gigi perontok 30 – 88 buah. Diameter poros perontok 25 mm, pada kedua ujung poros diberi bantalan ball bearing yang posisinya duduk pada kerangka utama.
c.       Dalam ruang silinder terdapat sirip pembawa, saringan perontok dan pelat pendorong jerami. Sirip pembawa terletak di bagian atas silinder perontok, terletak menempel pada tutup atas perontok. Terbuat dari plat lembaran denagn tebal 1 – 2 mm. Jaringan perontok terletak di sebelah bawah silinder perontok, terbuat dari kawat baja atau besi baja 0.6 – 8 mm bersusun menjajar, membentuk setengah lingkaran, jarak antar besi baja adalah 18 – 20 mm dan jarak antara ujung gigi perontok dan jaringan minimal 15 mm. Plat pendorong jerami terpasang pada silinder perontok yang tak terpasang perontok. Bagian initerbuat dari besi plat tebal 2 – 3 mm dengan ukuran 15 – 15 mm.
d.      Ayakan terletak di sebelah bawah saringan perontok, ukuran ayakan 45 mm x 390 mm, terbuat dari plat lembaran tebal 1.5 – 2 mm. Yakan terdiri dari 2 tingkat. Bagian atas  berlubang-lubang dengan ukuran 13 mm x 13 mm dan bagian bawah rata. Ayakan ini bergerak maju mundur dan naik turun melalui sistem as nocken.
e.       Kipas angin terbuat dari plastik dengan jumlah daun kipas 5 – 7 buah
f.       Unit transmisi tenaga, melalui puller dan V belt dari motor penggerak silinder perontok untuk merontokkan padi adalah 500 – 600 rpm.


3.2. Keunggulan dan Kelemahan Mesin Perontok Padi
a.       Keunggulan
Mesin Power Thresher (Mesin Perontok Padi) adalah jenis mesin perontok yang telah terbukti handal dan sangat cocok dengan berbagai jenis lahan persawahan di Indonesia.
Alat dan mesin pertanian ini dapat memberi kontribusi yang cukup berarti dalam rangka meningkatkan keuntungan usaha tani padi sawah. Salain itu mesin ini mempunyai kelebihan yaitu :
-       Mobilitas tinggi (menggunakan roda transportasi)
-       Pengumpanan jerami fleksibel dengan menutup dan membuka pintu input
-       Metode potong pendek, pengumpanan langsung jerami ke mesin perontok
-       Metode potong panjang, pengumpanan jerami dipegang dengan tangan
-       Kecepatan putar kipas penghembus dapat diatur (rpm) dengan cara mengganti diameter pully kipas penghembus
b.      Kelemahan
-       Biaya awal lebih mahal
-       Biaya perawatan cukup mahal

3.3. Cara Kerja Mesin Perontok Padi
a.       Setelah semuanya siap, hidupkan mesin dengan di start. Biarkan sebentar mesin hidup tanpa muatan. Periksalah posisi unit keseluruhan mesin, jangan sampai bergeser akibat getaran atau berpindah tempat.
b.      Masukkan sedikit bahan asupan untuk memeriksa kemampuan alat, tambah kecepatan putar (rpm) drum perontok bila ternyata masih ada biji-bijian yang belum terontok.
c.       Setelah mesin siap dioperasikan, masukkan bahan asupan yang akan dirontok ke pintu pemasukan secara teratur sebanyak mungkin tanpa menimbulkan overload. Tumpuklah bahan di meja pemasukan seefektif mungkin dua sampai tiga orang diperlukan untuk melayani mesin ini.
d.      Kurangi pemasukan bahan bila terasa akan menjadi over loading, terutama untuk bahan yang masih belum kering. Apabila mesin macet atau slip karena over loading, matikan mesin, bukalah tutup mesin dan bersihkan bagian dalamnya.
e.       Apabila dirasa posisi meja pengumpan terlalu tinggi, pergunakan alat bantu meja atau kursi untuk tempat berdiri operator pengumpan atau rendahkan posisi dudukan mesin perontok.
f.       Cegahlah jangan sampai ada benda asing seperti batu, kayu, logam, mur, baut, kawat) yang masuk ke dalam mesin.
g.      Kotoran berbentuk jerami yang keluar dari pintu pelempar jerami atau kipas penghembus harus segera dijauhkan dari mesin agar tidak menyumbat saringan atau tercampur dengan gabah bersih hasil perontokan, bila perlu gabah ditampung langsung menggunakan karung di depan mulut pintu pengeluaran gabah.
h.      Apabila proses perontokan telah selesai, mesin harus segera dibersihkan terutama bagian dalamnya untuk disimpan ditempat yang bersih dan kering bila perlu diberi selimut agar tidak berkarat. Meyimpan mesin dalam keadaan kotor akan menjadikannya mesin sebagai sarang hama dan penyakit.










IV. PENUTUP

4.1. Kesimpulan
            Power thresher merupakan mesin perontok yang menggunakan sumber tenaga penggerak engine. Kelebihan msein ini dibandingkan dengan alat perontok yang lainnya adalah kapasitas kerja lebih besar dan efisiensi kerja lebih tinggi.
            Power thresher dapat dipakai untuk merontok biji-bijian (padi,jagung dan kedelai) dan dilengkapi dengan pengayak sehingga biji-bijian yang dihasilkan relatif bersih serta mengurangi kehilangan gabah saat perontokan dan mengurangi kerusakan pada butir gabah.
            Dalam usaha tani padi, thresher merupakan alat untuk merontokkan padi menjadi gabah. Alat ini merupakan alat bantu bagi tenaga kerja untuk memisahkan gabah denagn jeraminya. Thresher jenis pedal mempunyai konstruksi sederhana, dapat dibuat sendiri oleh petani dan cukup dioperasikan oleh satu orang.

4.2. Saran
            Untuk menyempurnakan makalah ini penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bertujuan untuk membangun, karena penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan.











1 komentar: